TUGAS REMIDI
Hai, hai, murid – murid kelas X
AKL, berikut adalah tugas remidi mata pelajaran Etika Profesi.
Bagi yang remidi hukumnya wajib
mengerjakan, sedangkan bagi yang tidak remidi, bisa ikut mengerjakan untuk TAMBAHAN
NILAI, dan berkesempatan untuk mendapatkan GOLDEN TICKET yang manfaatnya bisa
kamu gunakan di masa depan. Heheh.
AYO ASAH KREATIVITSMU LEWAT TUGAS INI!!
Tugas remidinya adalah:
1.
Buatlah cerpen (cerita pendek) yang didasari
dari materi – materi etika profesi yaitu :
a.
Kesehatan Kerja
b.
Keselamatan kerja
c.
Penyakit Akibat kerja
d.
Pertolongan Pertama pada Penyakit atau
Kecelakaan Kerja
2.
Jika sudah memilih materi mana yang akan dibuat,
silahkan pilih sub materi yang lebih spesifik. Misalnya cara penanganan
pingsan, dehidrasi, asma, atau boleh juga membahas mengenai penyebab penyakit,
atau masalah – masalah kecelakaan kerja seperti banjir, kebakaran, dll.
3.
Cerpen boleh bersifat fiksi (tidak nyata,
khayalan) boleh juga non fiksi (dari kisah nyata, pengalam pribadi, fakta).
4.
Genre yang bisa digunakan bebas dan tergantung
pada kesukaan masing – masing, seperti:
a.
Romance
b.
Sci-Fi
c.
Thriller
d.
School Life
e.
Detective
f.
Misteri
g.
Horor
h.
Slice of Life, etc
5.
Bahasa yang digunakan boleh formal ataupun
nonfromal. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
6.
Cerpen dikerjakan secara individu.
7.
Jika boleh ditulis tangan atau diketik dengan
ketentuan:
Tulis tangan : Minimal 1 halaman
folio.
Ketik : 1,5 halaman
A4,plilhan dan size huruf bebas, spasi 1,5.
8.
Cerpen paling lambat dikumpulkan pada hari
Selasa, 27 Maret 2018 pukul 23.59 WIB!
Contoh cerpen bisa dilihat di bawah ini!
Materi : Penyakit Akibat Kerja
Sub Materi : Gejala pingsan dan pertolongan pertama
pada pingsan
Genre : Fiksi, Romance
KAMU JATUH, AKU TANGKAP
By
: Hilda Tris B
Matahari begitu terik hingga
Sinta ingin memarahinya. Siang itu Sinta baru saja pulang dari sekolahnya yang
berada tidak jauh dari rumah. Tidak seperti biasanya, hari itu ia pulang
sendirian dengan berjalan kaki. Beban berat yang menggantung di bahunya semakin
membuat Sinta merasa ingin cepat pulang.
Baru saja ia memasuki gerbang
kompleksnya tinggal, ia merasa tubuhnya begitu ringan sampai – sampai ia tidak
bisa menopang tubuhnya. Ia begitu yakin ia akan jatuh ke tanah dan sudah
menyiapkan diri untuk bertemu dengan aspal sampai akhirnya seseorang menangkap
tubuhnya.
Pandangan Sinta sedikit kabur
dan kepalanya terasa berat. Pemandangan terakhir yang ia lihat adalah sembuart
sinar matahari dan seseorang yang berusaha memanggil namanya.
“Sinta, bangun, kamu nggak papa
kan?”kata sosok itu. Sinta merasa pipinya ditepuk dengan lembut. Tapi matanya
sudah tidak sanggup untuk mengenali sosok itu.
Semuanya menjadi hitam.
Sinta merasa tubuhnya begitu
hangat dan menemukan dirinya sedang tertidur di sebuah tempat yang tidak
familiar. Bau obat menyeruak di hidungnya. Matanya mengerjap – ngerjap
membiasakan diri.
“Sinta, kamu nggak papa?”kata
suara yang begitu ia kenal.
Ternyata itu teman Sinta yang
bernama Deasy. Sinta berusaha untuk bangun dan Deasy membantunya duduk.
“Loh, Des, aku dimana?”
“Kamu lagi di puskesmas.”
“Hah? Kenapa aku bisa di
puskesmas?”
“Tadi kamu pingsan di jalan,
jadinya aku bawa kamu ke sini.”
“Oh, jadi tadi yang nolongin aku
itu kamu?”
“Sebenarnya bukan aku sih, tapi
si Toni?”
“Toni?”
“Iya, dia tadi yang nolongin
kamu, terus dia nelfon aku supaya aku ke sini.”
“Oh gitu, sekarang Toni dimana?”
“Lagi cari minum deh kayaknya,
bentar lagi juga balik.”
“Oh gitu.”
“Cieee, kok mukamu merah gitu
sih Sin?”
“Apaan sih? Aku kan baru
pingsan, jadi wajar kalau mukaku merah gini.”
“Alah, bilang aja kamu seneng
kan ditolongin si Toni.”
“Nggak lah, lagian aku sama Toni
juga nggak begitu kenal, palingan cuman ketemu dia kalau lagi di kantin.”
“Masak sih?”
“Iya beneran, nomor whatsapp nya
aja aku nggak tahu.”
“Mau kukasih nomor whatssapp nya
si Toni nggak? Aku punya nih.”
“Ihhh, Deasy, kamu apaan sih.”
Deasy yang masih terus aja
menggoda Sinta tidak menyadari kedatangan Toni. Toni yang membawa sekantong
belanjaan terlihat berdiri dengan canggung. Sinta pun menjadi salah tingkah.
“Eh, Toni, udah balik.”kata
Deasy.
“Iya, nih aku beliin kamu minum.”kata
Toni sambil menyerahkan sebotol minuman dingin pada Deasy.
“Thanks. Kalau buat Sinta ada nggak?”goda Deasy.
Toni segera mengambil sebotol
teh dan menyerahkannya pada Sinta. Sinta menerimanya sambil menunduk malu.
“Kalau habis pingsan lebih bagus
kalau minum yang manis – manis.”kata Toni pelan.
“Makasih.”balas Sinta.
Deasy yang melihat Sinta dan
Toni yang terlihat malu – malu sedikit
terkikik. Ia kemudian memberi kesempatan keduanya untuk berbicara.
“Aduh, di sini kok panas banget
ya? Aku keluar dulu deh, kayaknya di luar lebih adem.”kata Deasy seraya
meninggalkan mereka berdua.
“Loh, Des, tunggu.”kata Sinta
berusaha mencegah Deasy. Tapi Deasy sudah menghilang di balik pintu.
Toni dan Sinta saling memandang
dan suasana menjadi semakin canggung. Keduanya tidak berbicara selama beberapa
saat.
“Anu, makasih udah nolongin aku
tadi.”kata Sinta memcah keheningan.
“Sama – sama, kebetulan aku ada
di sana pas kamu pingsan.’
“Oh ya? kok timingnya bisa pas
banget ya?”
“Biasanya aku kalau pulang juga
lewat situ, jadi kebetulan aja.”
“Oh gitu.”
Keduanya lalu diam lagi. Toni
mengambil minumannya dan meminumnya agar tidak terlihat gugup.
“Enggak, sebenarnya nggak gitu.”kata
Toni tiba – tiba.
“Eh?”
“Sebenarnya aku nggak kebetulan
lewat situ?”
“Trus?”tanya Sinta penasaran.
“Aku khawatir sama kamu, jadinya
aku ngikutin kamu pulang.”
“Hah? Emangnya aku kenapa kok
kamu sampai khawatir gitu?”
“Tadi kamu habis olahraga kan, tapi
kamu sama sekali nggak minum, dan di kantin pun yang biasanya kita ketemu kamu
nggak ada di sana juga. Jadi kupikir kamu pasti kenapa – napa?”
“Aku emang ngerasa agak lemes
sih tadi. Telingaku juga berdengung terus.Makanya aku di kelas dan nggak ke kantin.”
“Aku tahu kok. Pas aku lewat
kelasmu, kulihat mukamu pucat banget, makanya aku jadi khawatir.”
“Eh? Jadi selama ini kamu
merhatiin aku?”
“Heh? Nggak bukan gitu, aku
cuman...”Toni sedikit tergagap menjawab pertanyaan Sinta.
“Aku seneng kok kamu ternyata
merhatiin aku.”
“Kamu seneng?”tanya Toni secara
refleks.
“Anu maksudku aku seneng ada
yang perhatian sama kesehatanku.”
“Oh gitu.”
Keduanya diam lagi saling
mencuri pandang. Lalu Sinta tiba – tiba saja tersenyum geli. Toni pun ikut
tersenyum.
“Sinta, aku boleh minta nomor
whatsapp kamu nggak?”
“Eh, boleh. Tapi buat apa?”
“Ya, nggak apa – apa sih. Biar
kalau kamu ngerasa mau jatuh pingsan lagi, aku udah siap buat nangkap kamu.”
“Ciee, kalau ini sih namanya
bukan jatuh pingsan lagi, tapi jatuh cinta.”kata Deasy sambil menyeruak masuk.
NB. Kesamaan nama atau setting tidak disengaja dan tidak bermaksud
apapun. Hehe
-Tamat-
Hallo Bettor Mania
BalasHapusDalam Langkah Menyambut "Hari Kemerdekaan Indonesia" yang ke-73 Pada Tanggal 17 Agustus 2018
BCAPLAY Menberikan Beberapa promo/event Special Pada Bulan Agustus Ini
*Special Promo/Event Bcaplay Bulan Agustus
1.Tournament Sportbook BCAPLAY (Total Hadiah 20 Juta)
2.Bonus FreeChip 17 Ribu
3.Promo Member Get Member Freechip 8Ribu
*Special Promo Untuk Member Regular Kami
1.Bonus New Member 100% (Sportbook)
2.Bonus New Member 50% (Casino)
3.Bonus Next Deposit 10%
4.Bonus Cashback 10% (Sportbook)
5.Bonus Rollingan 1% (Casino)
6.Bonus Refferal (NEW)
7.Bonus New Member Poker 20%
8.Bonus Rollingan Poker 0.5
*Agen Taruhan Bola,Casino & Poker Online Terpercaya Di Indonesia
– Menerima Deposit Via Pulsa Telkomsel & XL
– Minimal Deposit 10Ribu & Withdraw 20Ribu
– Daftar Mudah, Proses Cepat, Aman & Terpercaya Sudah Terbukti!
Untuk Semua Info Lebih Lanjut Bisa Menghubungin
BBM : D86A48C2
W/A : +6281269011735
Line : @BCABETS
IDNSPORT : www.bcafun(.)com | www.bca2u(.)com
SBOBET : www.bcabet888(.)com
#BCAPLAY #BCABET #BCAFUN #BOLA888 #BCABETEVENT
#BERITABOLA #JADWALBOLA #HASILBOLA #PREDIKSIBOLA #BANDARONLINE
#LIVEPOKER #AGENSBOBET #AGENMAXBET
#IDNSPORT #IDNLIVE #IDNPOKER #BANDARPOKER #BANDARQQ #BANDARDOMINO #DOMINOQQ #BANDARCEME #SLOTONLINE #LIVECASINO #EVEN17AGUSTUS #SITUSTERPERCAYA